Waktu saya kuliah dulu, ada salah satu pelajaran psikodiagnostik yang belum saya mengerti sepenuhnya yaitu mengenai materi Test Rorschach. Test ini merupakan salah satu metode proyektif yang digunakan untuk melihat kepribadian seseorang.
Asumsi dasar yang digunakan dalam Test Rorschach (susah bener nulisnya, hehe) adalah : ada hubungan antara persepsi seseorang dengan kepribadiannya.
Kesimpulannya kurang lebih seperti ini :
Jika seseorang melihat suatu benda yang tidak pasti bentuknya (dalam hal ini dalam kartu Rorschach), maka dia akan cenderung memberikan interpretasi berdasarkan apa yang ada di dalam dirinya yang secara tidak langsung dia sebenarnya memproyeksikan suatu kebiasaan yang sering tidak disadari.
Test Rorschach terdiri dari 10 kartu, yang dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
- Kartu Achromatic, Kelompok kartu ini hanya mempunyai warna hitam, putih dan abu-abu. Yaitu kartu I, IV, V, VI, VII.
- Kartu Chromatic, Kelompok kartu ini mempunyai aneka warna, yaitu kartu II, III, VIII, IX, dan X.
Berikut 10 Kartu Test Rorschach :
Kartu I
Subjek yang tidak mampu memberikan jawaban secara keseluruhan untuk kartu I ini, indikasi kemampuan penyesuaian diri terhadap situasi yang baru kurang.
Kartu II
Biasanya Subjek memberi jawaban dengan menggunakan bagian-bagian bercak itu secara terpisah. Hanya Subjek yang mempunyai perhatian dan kemampuan mengorganisir yang baik, yang menggunakan bercak secara keseluruhan.
Kartu III
Kartu ini sering disebut sebagai “Kartu Penolong” (Recovery Card). Terutama untuk Subjek yang mengalami kesulitan dengan kartu I. Pada kartu III ini Subjek jarang menggunakan bercak tinta secara keseluruhan untuk memberikan jawaban.
Kartu IV
Kartu ini disebut sebagai Father Card. Subjek cenderung menjawab kartu ini secara keseluruhan. Pada bagian atas dan bawah sering muncul jawaban yang berhubungan dengan sex.
Kartu V
Bentuk bercak dalam kartu ini sangat jelas dan hampir semua berwarna hitam pekat, Kebanyakan Subjek akan mudah sekali memberikan respon, terutama bagi yang mengalami kesulitan memberikan respon pada kartu sebelumnya. Oleh karena itu kartu ini juga disebut sebagai “Kartu Penolong” (Recovery Card) seperti kartu III.
Bagi Subjek yang mengalami kesulitan memberikan jawaban, kemungkinan dia terganggu dengan warna hitam yang pekat itu; keadaan ini disebut sebagai Black Shock.
Kartu VI
Kartu ini disebut sebagai Sex Card, karena bagian atas sering dipersepsi sebagai alat kelamin pria dan di bagian bawah seperti alat kelamin wanita, juga bagian-bagian lain yang sangat memungkinkan menimbulkan kesan hal-hal yang berhubungan dengan sex, dengan kata lain banyak fasilitas sexual dalam kartu ini atau aktivitas atau hal-hal lain yang berhubungan dengan sexual.
Bagi Subjek yang mempunyai masalah sexual, kemungkinan kartu ini sangat mengganggu sehingga menolak memberikan jawaban.
Kartu VII
Kartu ini disebut sebagai Mother Card, karena mempunyai kesan ringan dan lembut. Kartu ini memungkinkan Subjek memberikan respon secara keseluruhan.
Kartu VIII
Kartu ini adalah kartu pertama yang seluruhnya berwarna. Memang agak sulit untuk memberikan jawaban secara keseluruhan pada kartu ini, karena bercak-bercaknya yang terpisah.
Kartu IX
Kartu ini disebut sebagai Intelectual Blocking Card. Respon pada kartu ini sangat bervariasi, bahkan dibanding kartu yang lain, variasi jawabannya paling besar. sehingga jawaban dari kartu ini dapat digunakan sebagai dasar untuk menginterpretasi keadaan Subjek secara cepat, terutama interpretasi keadaan intelektualnya.
Kartu X
Pada kartu ini warna-warna tersebar secara terpisah, sehingga sulit bagi subjek untuk melihat bercak sebagai suatu yang utuh. Umumnya Subjek memberikan jawabab secara terpisah-pisah.
Demikian, Semoga bermanfaat buat sobat-sobat semua.